Kode Terakhir

by
Kode Terakhir
Kode Terakhir

Karya : A. Adinda Bella Pratiwi

Namaku Serra Thesia, semua orang kerap memanggil ku dengan serra. Hari-hari ku yang berjalan aman dan damai, bagaikan diriku yang berada di bawah pohon yang berguguran. Tapi ternyata semua ini tidak bertahan cukup lama. Awal dari masalah ini terjadi saat aku menduduki bangku kelas 12 SMA. Awalnya semua berjalan baik-baik saja, namun beberapa bulan setelah nya, aku selalu mendapatkan sebuah surat aneh di atas meja ku. Dan itu selalu terjadi di hari selasa dan kamis, aku berpikir bahwa ada orang yang salah menaruh surat ini, jadi aku menaruh suratnya di pojok baca tepat di bagian kotak surat.

Ternyata aku salah, surat ini memang seperti nya di peruntukkan oleh ku, kalau tidak kenapa ada namaku di surat kali ini. Sudah 3 minggu kejadian ini terus terjadi, dan total surat yang ku terima ada 6. Tapi aku selalu tidak peduli dan terus menaruh semua suratnya di kotak surat.

Minggu ke 4, ada sesuatu hal yang berbeda. Kali ini aku mendapatkan sekaligus 3 surat di hari rabu, bukan lagi di hari selasa dan kamis. Di atas surat tersebut ada note yang bertuliskan KAU TIDAK BOLEH MENGABAIKAN KU SERRA. Karna penasaran isi suratnya, aku membawa ketiga surat tersebut dan tidak menaruhnya lagi di kotak surat.

Lalu pada saat aku memasukkan surat tersebut ke dalam tas, aku melihat ketiga temanku yang sedang berjalan ke arah ku dan menampilkan senyuman aneh mereka. Tidak biasanya mereka seperti ini, dan hal yang baru untuk mereka yang mendekati ku duluan. Biasanya aku lah yang pergi ke meja mereka untuk sekedar mengobrol bersama. Karena heran aku pun bertanya,

“Tumben kalian ke meja ku? Apakah ada hal spesial?” Tanyaku pada mereka.

Mereka hanya tertawa kecil lalu salah satu dari mereka menanggapi ku dan berkata, “Surat dari siapa itu? Dari pacarmu ya? Setiap aku melihatmu menaruh surat seperti itu di kotak surat, ada orang yang selalu memperhatikan mu loh”. Ucap Berlyn, salah satu temanku.

Aku melihat ke arah pojok dekat kotak surat, disana ada salah satu teman kelas ku bernama Ravell, dia tidak sepeduli itu dengan urusan ku, mana mungkin dia ikut campur.

“Jangan konyol, aku tidak berpacaran dengan siapapun. Lagipula aku tidak mengetahui siapa pemilik dan pemberi surat yang sebelumnya jadi aku simpan di kotak surat saja”. Setelah mengatakan hal ini, mereka bertiga memandang satu sama lain lalu tertawa dan meninggalkan ku sendiri.

Tentu aku heran dengan sikap mereka yang sangat tiba-tiba ini, namun sebelum aku menahan mereka, kami harus kembali ke tempat duduk masing-masing karena guru yang akan mengajar telah tiba.

 

 

Sudah beberapa minggu berlalu sejak pembicaraan kami berempat tentang surat aneh ini. Aku penasaran dengan isinya, namun aku juga takut membuka nya. Tapi karena rasa penasaran yang sangat tinggi aku mulai membuka satu persatu surat tersebut, dan ketika aku mulai membaca nya hanya ada 1 kalimat setiap surat, tapi aku tidak tau apa artinya, setiap surat selalu saja hurufnya acak-acakan seperti sebuah kode. Di surat terakhir ada satu note di dalam suratnya yang berisi kata kunci, TERAKHIR.

Aku tidak tau apa arti dari kata terakhir, hari libur yang seharusnya ku nikmati tapi malah memikirkan surat aneh yang pengirimnya masih misterius. Aku mengamati setiap surat dan di salah satu bungkusan surat ada yang aneh, ada sebuah sobekan kecil di ujung nya, aku mengambilnya dan membaca nya. Di sobekan kertas itu terdapat kalimat 8 ITU SELALU KANAN. Setelah membacanya aku sangat pusing, sebenarnya siapa pengirim semua surat ini, apakah dia teman ataukah musuh? Aku tidak boleh membiarkan peluang kecil itu hilang, aku harus mencari tau sesuatu.

Pengirimnya selalu menaruh surat ini setiap hari selasa dan kamis hanya dalam 3 minggu, dan pada saat hari rabu ada 3 surat sekaligus. Ini tentu mencurigakan, sepertinya imajinasi ku sudah diluar nalar. Tepat setelah memikirkannya selama beberapa menit, aku baru teringat 1 hal yang aneh, kenapa surat ini selalu ada saat pelajaran TIK di hari selasa dan kamis? Aku baru sadar, setiap aku menerima surat ini selalu di jam yang sama yaitu jam 8 pagi, apa ini ada hubungannya dengan kata 8 itu selalu kanan? Dan juga kenapa harus di mata pelajaran TIK?

“Kenapa aku berpikir ini sebuah kode? Hahaha konyol, sepertinya aku sudah gila”

Tunggu? Kode? Benar! Ini semua ada polanya, kode di angka 8, surat yang selalu ada di jam 8 di pelajaran TIK. Apakah ini sebuah pesan enskripsi? Semacam apa?

Aku mengotak atik surat dan membalikannya, tidak ada yang tau mungkin saja ada clue lain yang mengarahkan ku untuk mengetahui apa isi pesan di surat-surat ini. Setiap surat sudah ku cari tapi tak ada 1 pun yang mencurigakan. Pikiran ku tercampur aduk, masih ada 6 surat di kotak surat, haruskah aku mengambilnya? Tapi ini sudah malam, aku cukup takut. Tapi aku harus berani agar aku tidak mati penasaran!

Setelah memberanikan diri aku menuju sekolah dan berjalan ke kelas ku, aku mengotak atik kotak surat dan mencari surat yang bungkusan berwarna sama dengan surat yang ku bawa pulang. Akhirnya aku menemukan semuanya! Aku membawa semuanya pulang dan membuka nya satu-satu dengan cepat, 4 di antara 6 surat tak ada isinya. Surat ke 5 isinya bertuliskan CC, aku tidak tau apa itu. Surat terakhir, disini lah aku baru sadar semuanya, disini lah aku terkejut. Surat ketiga berisi kata TIK.

CC? TIK? CAESAR CIPHER! Dengan cepat aku membuka ketiga surat yang berisi kalimat tak beraturan dan berusaha memecahkan pesan yang ada di dalamnya menggunakan kode 8 kali ke kanan, pada pelajaran informatika atau TIK kode ini digunakan untuk mengirimkan sebuah pesan rahasia agar beberapa pihak tidak dapat mengetahui apa isi dari pesan tersebut, aku ingat pada penjelasan guru ku.

Surat pertama yang isi nya kalimat “SIC LITIU JIPIGI!”, surat kedua berisi “SIC PIZCA XMZOQ!”, lalu surat terakhir berisi “LQI QVOQV UMJCVCPUC!”. Aku harus menyelesaikan ketiga nya dan menggabungkannya. Sesuai sistem caesar cipher jika kodenya ke kanan berarti enskripsi dan deskripsi untuk kiri atau mundur.

Beberapa menit kemudian aku telah selesai mengubah semuanya, seketika aku merinding sekaligus takut. Isi surat yang telah ku ubah, yaitu KAU DALAM BAHAYA!, KAU HARUS PERGI!, DIA INGIN MEMBUNUH MU! Seketika aku pun lemas, kenapa aku ingin dibunuh? Seingatku aku tak pernah membuat kesalahan apapun, ini sungguh gila.

Apa salahku? Kenapa ada orang yang menginginkan kematian ku? Masih terhanyut dengan pikiran negatif, tiba tiba ada yang mengetuk pintu apartemen ku. Siapa yang bertamu di jam 2 dini hari? Aku mengintip sedikit ke arah luar. Oh Tuhan, siapa itu. Aku benar-benar takut sekarang, ada seorang pria mengenakan pakaian serba hitam, memakai kacamata dan topi hitam sedang berdiri di depan pintu apartemen ku. Aku sangat takut, aku sampai tidak bisa berdiri dengan benar. Dia mengetuk makin kencang lagi, tapi kali ini dia mengatakan sesuatu yang membuatku terkejut.

“Serra, ini aku ravell. Ku mohon biarkan aku masuk, biarkan aku menjelaskan semuanya!” Ucapnya di balik pintu.

Suaranya sangat terdengar putus asa, dengan cepat aku meraih ponsel ku dan mengirimkan pesan ke Ravell, dan ternyata orang yang ada di depan pintu ku benar-benar Ravell. Aku membukakan pintu apartemen ku dan mempersilakan nya masuk. Dia langsung terduduk lemas dan membuka kacamata dan topi nya, terlihat di wajahnya bahwa dia ketakutan dan keringat yang mengucur.

“Kau sudah gila? Apa yang kau lakukan disini?!” Aku takut, marah, dan putus asa, aku tidak tau ingin bagaimana lagi.

Ravell mengajak ku duduk di sebelahnya dan dia memohon untuk di dengarkan. Aku memberinya minum agar lebih baik, setelah itu dia mulai menjelaskan semuanya secara rinci.

“Begini, ser. Aku tau kau pasti sangat kaget dengan kedatangan ku, tapi kau harus tau 1 hal yang pasti, kau akan dibunuh besok! Tepat di hari kamis pukul 8 pagi. Aku juga tau kau sudah mengetahui isi surat yang keberikan, aku melihatmu mengambil sisa-sisa surat yang kau simpan di hari itu. Crystal, dia ingin membunuh mu! Dia sangat-sangat membenci mu. Kalau kau tidak percaya lihat lah ini” ucapnya panjang lebar lalu memperlihatkan ponselnya yang berisi rekaman yang memperlihatkan keberadaan Crystal, Berlyn, dan Elara.

Di video itu mereka bertiga memperbincangkan tentang pembunuhan yang akan mereka lakukan tepat 4 minggu setelah penaikan kelas, video ini di ambil di hari senin, sehari sebelum aku menerima surat pertama dari Ravell. Di dalam video itu terdengar sangat jelas alasan Crystal dan yang lainnya ingin membunuh ku.

Aku ingin dibunuh karena ada 3 alasan, yang pertama karena Ravell menyukai ku dan Crystal menyukai Ravell, dan dia mengetahui perasaan Ravell. Alasan kedua, Berlyn membenci ku karna aku telah menjadi saingannya di sekolah, dan karena aku yang membuatnya turun ke ranking 2 di angkatan kami. Alasan ketiga adalah alasan yang sungguh membuatku tercengang, Elara, dia menginginkan kematian ku karena aku merebut pekerjaannya. Dan Elara yang menyarankan rencana pembunuhan ku.

Aku tentu kaget, semua alasan ini sungguh membuat ku putus asa. Soal Elara, aku tidak merebut pekerjaan nya, tapi aku yang dipilih oleh atasan di tempat kami mencalonkan diri, padahal Elara adalah teman pertama ku, tidak ku sangka dia lah yang memberi ide untuk pertama kali.

Aku menatap Ravell, tapi dia langsung tau arti tatapan ku dan berkata, “Aku hanya ingin kau tetap hidup, aku tidak mau kau dibunuh oleh mereka! Jadi tolong biarkan aku membantu mu”.

Aku tidak tau harus berkata apa, di pikiran ku hanyalah rekaman para sahabatku yang merencanakan kematian ku. Aku tidak akan tinggal diam, aku mengatakan kepada Ravell untuk melaporkan mereka ke polisi tapi dia menggelengkan kepala, kenapa? Padahal ada bukti yang bisa ditunjukkan kepada polisi bahwa ada yang merencakan pembunuhan di area sekolahan. Aku tidak mengerti jalan pikiran nya, sebenarnya kenapa.

Kami berdua hanya diam di ruang tamu apartemenku, sibuk dengan pikiran masing-masing. Hingga 1 jam berlalu, kesunyian yang menyelimuti kami berdua tiba-tiba lenyap karena suara ketukan yang berasal dari jendela apartemenku. Apartemen ku berada di lantai 7, tidak mungkin ada yang bisa mengetuknya. Lalu suara ketukan tersebut berpindah ke pintu apartemenku. Aku dan Ravell kaget dan menatap pintu itu lekat. Dengan cepat tapi tidak bersuara, aku ke dapur mengambil 2 buah pisau yang bisa digunakan sebagai senjata dan memberikannya kepada Ravell.

Terlihat bahwa kunci apartemen ku sudah di bobol, mereka menerobos masuk dengan paksa, aku mematikan lampu dan menarik Ravell untuk bersembunyi. Mereka masuk dan memanggil-manggil namaku, mereka ingin membunuh ku di pukul 3 pagi? Sudah jelas siapa yang memanggil namaku, Crystal. Dia tau bahwa ada Ravell disini sedang bersamaku. Aku mengarahkan pisau ke arah depan untuk berjaga-jaga, dan tepat sasaran. Tangan Crystal terluka karna berusaha membuka tirai jendel, dengan cepat dia menarik ku keluar dari belakang tirai, dia menunjukkan seringai nya.

“Halo rival ku, sedang berduaan ya?” Dia lagi lagi tersenyum sambil mengeratkan genggaman nya pada tanganku.

Ravell berusaha menolong tapi Berlyn dan Elara muncul setelah menyalakan lampu dan mengikat kami berdua di kursi. Pada awalnya Crystal hanya menatapku lekat, tapi lama kelamaan dia mengarahkan pisau ke arah jantung Ravell.

“Crystal! Jangan lakukan hal itu! Kau tidak boleh melukainya, dia tidak salah apa-apa” ucapku.

“Tidak salah katamu? Dia membocorkan rencana kami dengan surat bodoh nya itu!” Ujarnya lalu menampar Ravell.

“Bukankah kau mencintai ravell? Lalu kenapa kau menyakiti nya, crystal!” Balasku lagi.

“Ya memang benar, tapi jika dia tidak membalas cintaku, sama saja dengan mengabaikan ku bukan? Jadi, mau kau atau aku, tidak boleh ada yang memiliki ravell, dan caranya hanya satu, yaitu membunuhnya” Crystal tertawa keras lalu menancapkan pisau ke bagian jantung Ravell.

Aku berteriak meminta tolong, tapi semuanya sia-sia. Semua orang masih tidur dengan nyenyak, aku hanya memperhatikan Ravell yang sudah tiada karena kehabisan darah. Aku tidak kuat menahan tangisku, sahabat yang ku percaya, sahabat yang ku sayangi, semuanya menyerangku dari belakang. Aku sangat menyesal memberikan hatiku pada mereka, aku sangat bodoh, kenapa aku tidak menyadari semua hal ini lebih awal.

“Teman-teman, aku hanya ingin bilang, bahwa aku–“ kalimatku terpotong begitu saja ketika Elara menusukkan pisau di perutku.

Aku sesak napas, aku takut, tak ada yang bisa menolong ku. Mereka hanya tertawa, lalu mengatakan, “Kau banyak bicara, mau ku potong lidahmu juga, sahabat baikku?” Ucap Berlyn.

Tentu aku kaget, wajahku di cengkram sangat kuat oleh Berlyn, dia berusaha memotong lidahku dan aku meronta, aku menangis karna ketakutan. Tiba-tiba saja ada sekelompok polisi yang memasuki apartemen ku. Apakah ini ulahmu Ravell? Kau yang memanggil nya sebelum aku yang melakukannya? Sampai mati pun kau sangat baik. Aku minta maaf, dan juga berterimakasih.

Aku melihat mereka bertiga di borgol, ikatan tanganku di lepas. Aku memegangi perutku yang terus mengeluarkan darah, sebelum aku pingsan aku mengatakan beberapa hal kepada mereka bertiga.

“Teman-teman, terimakasih telah mengajarkan ku apa artinya menilai manusia. Dan semoga kalian mengerti bahwa kita itu hanyalah manusia biasa yang bisa berbuat kesalahan secara tidak sengaja, jadi aku memaafkan kalian. Karena, tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini, karena hidup bukanlah sebuah pilihan, melainkan sebuah takdir yang kita jalankan” setelah mengatakan hal itu, aku sudah tidak mengingat apa-apa.

Semuanya menjadi gelap, ini kah akhirku? Atau Tuhan masih memberi ku kesempatan 1 kali lagi? Aku juga tidak tau, aku bersyukur bisa mengerti apa arti kehidupan yang sebenarnya. Lupakan sisi negatif dari peristiwa hari ini dan ambil sisi positifnya, anggap saja kejadian selama ini hanya kisah untuk menyadarkan kita bahwa manusia tidak memiliki pilihan untuk bahagia atau tidak. Kita hanya manusia, yang menjalankan sebuah garis takdir yang dibuat oleh Tuhan.

No More Posts Available.

No more pages to load.