Karya : A. Adinda bella Pratiwi
Jam digital berbunyi tepat pada pukul 04.04 dini hari, di kehidupan mereka sudah sangat terbiasa untuk memulai aktivitas di luar rumah pada jam 12.13. June, seorang anak perempuan berambut panjang mendekati jendela kamarnya dan memperhatikan situasi diluar rumahnya. Anehnya tak ada kabut seperti hari-hari biasanya, ia keluar kamar dan mengecek dari jendela lain untuk memastikan apakah kabut tersebut tidak muncul di hari ini.
“Langit Kota Velmorra tak pernah se bersih ini. Apakah ini mimpi?” Dia menarik napas pelan lalu berbisik, “Ini bukan mimpi”. Dengan cepat ia mengambil buku catatannya dan menuliskan DI HARI SELASA TAK ADA KABUT DI PUKUL 04.04.
Berselang beberapa menit, sekarang sudah pukul 04.10, tak ada sedikit pun kabut yang terlihat. Ini aneh, pertama kali dalam hidupnya June menyaksikan momen dimana tak ada kabut di pukul 04.04. Karena penasaran, ia diam-diam keluar rumah dan mengamati lingkungan sekitar. Tak ada satupun orang selain dirinya, setiap rumah masih dalam kondisi hening dan lampu dirumah mereka tidak ada yang menyala. Ia menelusuri jalanan sepi. Ia membuka catatannya kembali dan menuliskan, HANYA AKU YANG MENYADARINYA.
Terasa sudah cukup berkeliling, June kembali ke rumah di pukul 04.30. Terlihat ibunya sedang berada di meja makan menyantap kopi panas dengan pandangan kosong. Untuk memastikan sesuatu June bertanya kepada sang ibu.
“Bu, apakah kau melihat itu? Tak ada kabut di hari ini, apakah kabutnya akan berhenti selamanya?” Tanya June dengan wajah ceria.
Namun ibunya hanya tersenyum dan berkata, “Kau masih mengantuk, sayang? Lihatlah diluar, kabut se tebal itu bahkan kau tidak bisa melihatnya?”
June terdiam sebentar, ada kabut tebal? Ada apa dengan ibuku. Itu yang ada di pikiran June. Dari arah tangga ia melihat ayahnya yang sedang membaca koran. Sekali lagi ingin memastikan, June bertanya kepada sang ayah.
“Ayah, apa kabut telah muncul?” June menantikan jawabannya.
“Di luar sangat berkabut, jangan coba-coba keluar. Dan seperti biasa kabut itu selalu muncul di pukul 04.04 dan hari ini pun seperti itu, jadi jangan menanyakan hal yang tidak penting”
Setelah mendengar perkataan sang ayah, June kembali ke kamarnya. Ada yang aneh dengan ayah dan ibunya, tidak biasanya mereka bersikap seperti itu. Walaupun June terus kepikiran dengan perlakuan mereka yang mencurigakan dan tatapan kosong keduanya, ia tetap tidak mengambil pusing masalah ini. Namun hanya satu yang ia tau.
Dia akhirnya mengerti, kenapa orang lain tidak kaget saat melihat kabut yang tidak muncul, melainkan di mata mereka kabut tetap muncul seperti biasanya. Ada sesuatu hal yang tidak beres, June memeriksa catatan ilmiah nya selama beberapa tahun belakangan tentang kabut ini. Ia berusaha memecahkan apa yang sebenarnya terjadi di kota ini.
Keesokan harinya kabut muncul seperti biasa, namun ada hal yang berubah, yaitu waktu kemunculan nya yang mundur ke pukul 05.05. Dia mengalihkan pikirannya dengan belajar dan memahami teori tentang kabut ini, namun berselang beberapa jam terlihat kabut semakin pekat. Jam menunjukkan pukul 12.10, jika tidak berubah seharusnya kabut ini akan menghilang 2 menit lagi. June menantikan nya dengan sabar, tapi setelah jam berdetak ke pukul 12.12, tak ada yang berubah. Langit masih tetap tertutupi oleh kabut.
Keanehan ini membuatnya kembali memijat kepalanya, “Ada apa ini? Melelahkan sekali memikirkannya”.
Karena kelelahan, June tertidur hingga menjelang sore. Ia bangun dan membuka ponsel nya, sekarang pukul 03.03 sore. Ia menatap ke arah luar jendela, “Kabutnya menghilang? Tidak mungkin!”
Setiap kejadian yang di lewatinya hari ini mulai dari kemunculan kabut yang tertunda dan berubahnya jadwal kemunculan kabut tersebut ia catat sedemikian rupa. Ia terus mencari konspirasi apa saja yang terdapat di kabut itu. Beberapa menit ia membaca buku, terdengar suara samar-samar namun perkataannya sangat jelas.
“Perbaiki sistem dan mulai ulang. Fase berikutnya akan dimulai”
June melihat sekeliling nya, tidak ada orang selain dirinya. Ia mematung berusaha menajamkan indera pendengarannya, namun perkataan itu hanya satu kalimat saja.
Ia kembali membuka buku catatannya dan menggabungkan setiap jam kemunculan dan berakhirnya kabut, 04.12.05.04. Lalu tanpa berpikir panjang ia tiba-tiba membuka situs pencarian dan memasukkan angka tersebut. Ia menemukan sebuah lokasi yang sesuai dengan susunan angka itu, seperti sebuah koordinat lokasi. Titik itu berada di tengah Kota Velmorra di wilayah reruntuhan yang di tinggalkan sejak beberapa tahun yang lalu akibat kabut yang memasuki ruangan tersebut.
June bersiap ke lokasi itu dengan memakai penutup mulut yang tebal serta kacamata hitam dan sebuah topi. Dia menyelinap keluar dari rumah menuju lokasi itu, terlihat para tetangga nya yang berjalan seperti biasa namun dengan pandangan yang kosong. Setelah sampai di reruntuhan tua itu, terlihat sebuah pintu besi tua yang tertutupi debu. June membersihkan debu di pintu itu, dan terlihat tulisan “Unit 13”.
Dengan rasa penasaran yang tinggi, June membuka pintu besi itu dan memasuki nya perlahan. Ia menyalakan senter di ponsel nya dan mencari saklar diruangan itu. Setelah lampu menyala, terlihat ratusan layar yang menampilkan orang-orang yang ada di kota ini. Mereka sedang makan, bekerja, tidur dalam keadaan terselimuti kabut. Ia memperhatikan semua layar dengan seksama, hingga suatu ketika ia melihat layar yang menampilkan dirinya. Tapi di layar itu June tampak berbeda, seorang anak perempuan berambut pendek berwarna coklat sedang membaca sebuah buku.
June mendekat ke arah layar untuk memastikan apakah itu benar-benar dirinya? Tiba-tiba sosok June yang ada di layar menatap dirinya lekat yang membuat June tersontak kaget. Sosok itu berdiri dan melambai ke arahnya lalu ia mengatakan, “Hai June 13”.
Setelah perkataan nya itu, semua layar tiba-tiba mati satu persatu. Semua layar menjadi hitam, dan di detik berikutnya layar tersebut hidup kembali. Layar itu menampilkan June yang sedang berada di hadapan layar besar, June mencoba melambai. Ternyata benar, layar menunjukkan dirinya secara nyata.
Di layar itu ada sebuah teks berwarna putih muncul dibagian bawahnya.
“EKSPERIMEN SELESAI. SUBJEK 13 BERSIAP UNTUK FASE SELANJUTNYA”
Telinga June berdengung kencang, telinga nya mengeluarkan darah. Dia berusaha kabur dari sana, namun usaha nya sia-sia karena pintu yang tadi ia lewati menghilang begitu saja. Ia tidak menyerah, ia maraba dinding di sekitarnya. Dia merasakan sesuatu, itu semacam tombol tetapi bukan saklar lampu. Telinga nya berhenti berdengung, dia melihat sekeliling sudah di penuhi kabut. Kepala mendadak pusing, seluruh tubuhnya terasa lemas, karena tak sanggup menahannya, ia terduduk lemas dengan keringat di sekujur tubuhnya.
“Apa yang sebenarnya tidak ku ketahui?” itulah kalimat terakhir yang di ucapkan June.
Ditempat lain, jauh dari Velmorra. Seseorang terbangun karena alarm nya menunjukkan pukul 04.04. Ia bangkit dan berjalan menuju ke jendela kamarnya.
“Kabut lagi, seperti biasa”
Namun di ruangan lain yang tersembunyi terdapat layar besar yang menampilkan June versi lain. Layar tersebut mengeluarkan suara, “Subjek 14, Aktif”.